Rezky Judiana, putri nahkoda Kapal Sinar Kudus, Slamet Juari yang dibajak perompak Somalia, meminta pemerintah segera membebaskan ayahnya dan 19 awak kapal lainnya. Rezky meminta agar pemerintah bernegosiasi dengan perompak guna menolong sang ayah dan kawan-kawannya.
Para perompak terus menyandera padahal kondisi mereka kian memprihatinkan. "Yang dibutuhkan papa sekarang adalah segera putuskan harga nego bayaran untuk penyanderaan tersebut," kata sang anak kepada VIVAnews, di Jakarta, Sabtu, 9 April 2011.
Rezky menuturkan bahwa meski Presiden Susilo Bambang Yudhoyono telah menginstruksikan sejumlah menteri untuk menyelesaikan masalah ini, namun belum ada perubahan signifikan. Rezky juga telah mengirimkan surat kepada Presiden agar pemerintah membantu membebaskan ayahnya dari perompak.
Rezky menceritakan bahwa keadaan ayahnya tiap hari semakin tidak menentu karena pasokan makanan dan minuman semakin menipis. Terutama persediaan air yang sangat dibutuhkan 20 awak kapal itu. Meski secara umum kondisi awak kapal Sinar Kudus itu masih sehat dalam arti masih bisa bertahan.
"Papa selalu memberikan kabar ke orang rumah bagaimana kondisinya, terakhir papa telepon, kondisinya baik-baik saja,"ujar Rezky.
Seperti diketahui, kapal milik PT Samudra Indonesia, Sinar Kudus dibajak oleh 50 perompak Somalia sejak 16 Maret 2011. Kapal itu dihadang di timur laut Pulau Socotra dan hingga kini belum jelas nasibnya.
Kapal Indonesia tersebut kemudian digunakan para pembajak untuk menyerang kapal Liberia. Namun aksi bajak laut itu gagal setelah adu tembak dengan petugas keamanan.
Sebelumnya Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa mengatakan pemerintah terus melakukan upaya untuk menyelamatkan para WNI. Hanya saja masalah strategi dan lain sebaginya tidak dapat diungkapkan ke publik, demi keselamatan para sandera.
"Jangan ditafsirkan seolah Kementerian Luar Negeri tidak bertindak. Kami terus melakukan sebisa kami untuk memastikan para WNI selamat," ujarnya.
Para perompak terus menyandera padahal kondisi mereka kian memprihatinkan. "Yang dibutuhkan papa sekarang adalah segera putuskan harga nego bayaran untuk penyanderaan tersebut," kata sang anak kepada VIVAnews, di Jakarta, Sabtu, 9 April 2011.
Rezky menuturkan bahwa meski Presiden Susilo Bambang Yudhoyono telah menginstruksikan sejumlah menteri untuk menyelesaikan masalah ini, namun belum ada perubahan signifikan. Rezky juga telah mengirimkan surat kepada Presiden agar pemerintah membantu membebaskan ayahnya dari perompak.
Rezky menceritakan bahwa keadaan ayahnya tiap hari semakin tidak menentu karena pasokan makanan dan minuman semakin menipis. Terutama persediaan air yang sangat dibutuhkan 20 awak kapal itu. Meski secara umum kondisi awak kapal Sinar Kudus itu masih sehat dalam arti masih bisa bertahan.
"Papa selalu memberikan kabar ke orang rumah bagaimana kondisinya, terakhir papa telepon, kondisinya baik-baik saja,"ujar Rezky.
Seperti diketahui, kapal milik PT Samudra Indonesia, Sinar Kudus dibajak oleh 50 perompak Somalia sejak 16 Maret 2011. Kapal itu dihadang di timur laut Pulau Socotra dan hingga kini belum jelas nasibnya.
Kapal Indonesia tersebut kemudian digunakan para pembajak untuk menyerang kapal Liberia. Namun aksi bajak laut itu gagal setelah adu tembak dengan petugas keamanan.
Sebelumnya Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa mengatakan pemerintah terus melakukan upaya untuk menyelamatkan para WNI. Hanya saja masalah strategi dan lain sebaginya tidak dapat diungkapkan ke publik, demi keselamatan para sandera.
"Jangan ditafsirkan seolah Kementerian Luar Negeri tidak bertindak. Kami terus melakukan sebisa kami untuk memastikan para WNI selamat," ujarnya.
Laporan: Siti Ruqoyah
• VIVAnews